Dalam mitologi Yunani,
Hercules digambarkan sebagai sosok pahlawan hebat yang menjadi simbol
dari keperkasaan. Putra dari dewa tertinggi, Zeus, itu diceritakan
memiliki kekuatan luar biasa, gagah berani, serta cerdik.
Meskipun tidak secerdas Odysseus atau Nestor, Hercules kerap
menggunakan akalnya ketika kekuatannya tidak memadai, termasuk ketika
bergulat dengan raksasa, Antaeus. Hercules pun digambarkan sebagai sosok
yang penuh gairah dan emosional. Hercules digambarkan banyak menolong
teman-temannya serta dapat menjadi lawan yang mengerikan ketika
disinggung.
Sebagai salah satu kontestan Euro 2012, sosok penyerang Yunani,
Theofanis Gekas dapat dipandang sebagai reinkarnasi Hercules dalam dunia
sepakbola Yunani di masa kini.
Bagi Yunani, Gekas adalah pahlawan, seperti Hercules. Gekas termasuk
cukup subur mendulang gol bagi Ethniki. Kucuran gol Gekas seakan tak
terhentikan. Dari 57 penampilan berseragam Ethniki, gekas telah
mengoleksi 21 gol.
Gekas merupakan top scorer Yunani di kualifikasi Euro 2008 dengan 5
gol dan menjadi top scorer di Eropa pada kualifikasi Piala Dunia 2010
dengan torehan 10 gol yang meloloskan Yunani ke Piala Dunia 2010.
Di Piala Dunia 2010, Gekas menjadi pahlawan Yunani setelah berhasil membawa Yunani mencetak kemenangan pertama di Piala Dunia.
Pemain yang saat ini berstatus tanpa klub itu selalu dibutuhkan oleh
Ethniki (julukan tim nasional Yunani). Naluri mencetak gol Gekas yang
tinggi merupakan tumpuan Yunani mengulang pencapaian juara pada Euro
2004.
Karir sepakbolanya cukup unik, Gekas telah bermain untuk 9 klub di 4
negara di Eropa. Hebatnya, meskipun kerap mengalami pergantian tim,
Gekas selalu meninggalkan suatu klub dengan catatan bagus. Gekas selalu
mencetak gol kecuali ketika menjalani peminjaman di klub Inggris,
Portsmouth.
Klub asal London Selatan itu sepertinya menjadi salah satu noda dalam
karir sepak bola penyerang 32 tahun itu. Gekas diboyong oleh Tony
Adams, pada Februari 2009 dengan status pinjaman dari Bayer Leverkusen.
Namun, kerjasama Gekas dengan Adams terlalu singkat karena Adams dipecat
tak lama setelah Gekas berlabuh di Portsmouth.
Sementara Paul Hart yang ditunjuk sebagai pelatih caretaker sama
sekali tak memberikan Gekas kesempatan bermain. Gekas pun mengecam Hart
yang tidak pernah memainkannya dan mengutarakan keinginan untuk pindah.
Debutnya bersama Portsmouth pun baru tercipta pada April 2009 ketika
masuk menggantikan Jermaine Pennant.
Ironisnya, itu adalah laga pertama sekaligus terakhir Gekas bersama
Portsmouth. Pada pertengahan Mei 2009, kontrak peminjamannya diputus
setelah Gekas menolak dimainkan melawan Sunderland. Gekas pun kembali ke
Bayer Leverkusen.
“Saya tidak layak mendapat hal seperti ini. Saya rasa CV saya perlu
dihormati. Saya tidak pergi dari Leverkusen hanya untuk datang ke sini,
klub yang hanya bertarung untuk bertahan, dan duduk di bangku cadangan,”
ujar Gekas mengenai masa lalunya di Portsmouth seperti dikutip oleh
Guardian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar